Sabtu, 02 Mei 2009

Andai Lelaki Itu Tahu...

Tuhan...
Hukum aku bila aku tak mampu membuatnya tetap indah!!!
Inilah kalimat yang masih aku ingat hingga saat ini. Kalimat ini ia kirimkan melalui SMS. sebenarnya kalimat ini adalah lirik lagu yang ia ciptakan untukku, di antara bait-bait lainnya, hanya kalimat ini yang selalu membuatku senang. Setelah ia mengirimkan lirik lagu ini, kemudian ia menelponku. Ia meminta supaya aku untuk mendengarkannya bernyanyi, ia menyanyikan lagu ciptaannya itu dengan bermain gitar.
"Windri, aku mau nyanyi, kamu dengerin yah. Jangan tutup telponnya" katanya meminta
"Iya, silahkan..."
Dalam hati, aku sempat bertanya-tanya, apa yang ia lakukan? aku malu. Tapi memang dasar lelaki pecinta seni, selalu membubuhi segala sesuatunya dengan kata-kata puitis. Sebenarnya aku juga mencintai seni, aku juga lahir dari seorang lelaki seniman. Tetapi aku tidak sampai segitunya, pikirku waktu itu. Perempuan mana sih yang tidak akan tersanjung hatinya jika ada lelaki yang khusus membuatkannya lagu lalu menyanyikannya di telpon dengan romantis?? Aku saja senang waktu mendengarnya, begitu romantis. Tetapi bagiku tidak dengan mudahnya ia akan mendapatkan hatiku begitu saja.
Memang ada beberapa point darinya yang tidak bisa aku terima. Yaitu usianya lebih muda empat puluh tujuh hari dari usiaku. aku mencari sosok yang empat atau lima tahun lebih tua dari usiaku. Mungkin bagi sebagian orang hal itu tidak menjadi masalah, namun tidak buatku, hal sekecil itupun akan menjadi masalah sangat besar, karena aku sudah pernah mengalaminya lima tahun yang lalu. Dan aku tidak mau hal itu terulang kembali karena aku tidak mau terjatuh pada lubang yang sama seperti lima tahun yang lalu. Sudah cukup semua terlupakan. Aku tak akan menoleh ke masa lalu. Aku sudah menguncinya dan kuncinya sudah kubuang jauh-jauh, ketika aku ingin membukanya kembali, tetap tidak akan bisa, sebab hingga kini aku belum menemukan kunci itu.
Sebenarnya sudah cukup lama aku mengetahuinya, namun aku belum mengenalnya dengan baik seperti sekarang. Ia seorang lelaki (aku menyebutnya lelaki, bukan cowok, sebab ia memiliki kepedulian yang besar terhadap teman-temannya). Ia mantan ketua UKM Teater di kampusku, jurusan Ilmu Komunikasi UMM angkatan 2005. Aku tak akan menyebutkan nama aslinya di sini, yang jelas ia berinisial IF. Lalu awal aku kenal IF adalah melalui sebuah mata kuliah Penyutradaraan. Kita meminta teman-teman komunitas teater untuk membimbing kita latihan. Selama proses latihan, aku dan teman-teman berada di sanggar (Student Centre) teater. Dan... love story has begun...pada saat latihan aku jadi sering bertemu, berpapasan, atau sekedar senyum padanya. Waktu itu aku belum tahu namanya. Penampilan awal memang sangat menentukan paradigmaku. Aku menganggap ia biasa-biasa saja. Tapi ternyata dugaanku salah, sangat salah... Di antara teman-teman komunitas teater yang (maaf) sebagian muslim tidak menunaikan kewajiban yang seharusnya, ternyata ia tidak!!!
Dia...lelaki itu...lelaki yang mencintai seni itu...telah membuatku langsung jatuh hati ketika aku melihatnya menunaikan kewajibannya di waktu sore hari (waktu itu aku dan teman-temanku sedang latihan drama). Ia melakukannya di tempat seadanya, di sekitar teman-temannya yang tidak peduli dengan apa yang dilakukannya.
Aku masih ingat apa yang aku ucapkan dalam hati waktu melihatnya seperti itu, dengan masih terkejut aku bergumam lirih: "Ya Allah yang Maha Melihat, lihatlah hambamu itu Ya Allah. Semoga Engkau selalu menjaganya dari hal-hal buruk. Semoga ia selalu dalam lindunganMu. Hindarkan dia dari segala sesuatu hal yang membahayakannya"
Sambil duduk di bawah pohon, aku melihat ke dalam ruang tempat ia melakukan aktivitasnya sebagai seorang muslim. Dari jendela kaca aku melihat separuh badannya. Lirih tak berhenti bibirku mengucap Subhanallah. Ternyata di awal aku salah menilainya, tiba-tiba aku sangat menyayanginya, aku merasa jatuh cinta. Aku jatuh cinta sebab di antara teman-temannya ia berbeda. Aku mendapat info dari teman, bahwa katanya ia tidak minum dan juga tidak merokok, murni!!!! Aku semakin salut padanya.
Aku tahu, bahkan sangat tahu...setiap orang (khusunya seniman) memiliki idealisme masing-masing. Aku sangat mengerti hal itu sebab aku lahir dari lelaki seniman, dalam darahku mengalir darah yang mencintai seni. Tetapi kenyataan yang aku lihat di luar tidak sama seperti idealisme Ayahku. Lelaki seniman yang mengalirkan darah seninya padaku tidak seperti itu, bahkan tak pernah mau menunjukkan hal itu padaku. Memang ada beberapa orang yang bukan senimanpun juga tidak melakukan kewajibannya sebagai muslim. Idealisme yang berlebihan akan merusak citra seniman di mata masyarakat awam. Namun, bagaimanapun juga aku tetap menghargai idealisme mereka selama itu tak berlebihan. Sebab Allah sudah berpesan bahwa segala sesuatu apapun bentuknya yang berlebihan itu tidaklah baik!
Kembali kepada lelaki yang bernama IF, ia tak mau meminta nomor HPku pada teman-temnaku, tapi ia memberanikan diri meminta nomor HPku dengan bertanya langsung padaku. karena kita sudah kenal dan tahu sama tahu, untuk pertemanan awal aku memberikan nomor HPku. Ini karena aku tidak ingin menutup diri dalam bergaul dengan siapapun. Aku anggap semua orang pasi memiliki sisi baik dalam dirinya. Be positife thinking...
Semakin lama kita semakin kenal, pementasanpun semakin dekat. Waktu malam dekorasi, ia juga datang membantu. Waktu aku tahu dia ada, aku merasa aman. Hingga larut kita mensetting panggung (pementasan dilakukan di aula lantai satu masjid A.R Fachruddin UMM), beberapa teman-teman teater melakukan aktivitas yang membuatku mual sesaat, mereka minum untuk menghilangkan lelah. Aku dan teman-temanku juga berada di ruang itu, terpaksa kita tidak bisa pulang begitu saja sebelum dekorasi selesai, sedangkan pementasan akan dilangsungkan besok malamnya. Hingga subuh menjelang, aku baru merasa lelah, aku dan teman-teman hanya tidur sebentar. Waktu aku bangun, yang aku cari pertama kali adalah dia. Kemanakah dia??? kemana lelaki yang membuatku merasa aman ketika aku berada di antara bau alkohol dan kepulan asap rokok???
Tiba-tiba temanku yang sudah bangun sejak tadi bertanya:
"Cari siapa?"
"Eh, anu... eh kamu tahu cowok yang kemarin itu?"
"Yang mana? Siapa?"
"Yang semalam main gitar itu? kemana ya dia? Tahu gak?"
"Barusan waktu aku selesai subuhan aku ketemu, dia baru selesai wudhu terus naik ke atas, mungkin mau subuhan juga"
"Hah?? masa' sih??"
"Iyah..."
Lalu temanku pergi meninggalkan aku yang masih terpana dengan informasi yang ia berikan tadi. Aku berdiri dengan mulut menganga dan tatapanku terjatuh pada ubin-ubin lantai yang berbentuk kotak-kotak putih, aku benar-benar terkejut!!! Sungguh aku tak percaya!! Mungkin baginya hal itu biasa, tapi yang membuat hal itu luar biasa di mataku adalah karena ia berada di lingkungan yang tidak mendukungnya untuk menunaikan kewajibannya itu.
Waktu berlalu....aku sudah jarang bertemu dengannya...
Kita terpisah KKN di tempat yang jauh, namun ia tetap tak putus asa untuk terus menghubungiku. Hingga kegiatan KKN selama satu bulan berakhirpun ia tetap menghubungiku. Awalnya aku biasa-biasa saja dengan apa yang dilakukannya, namun ketika ia tidak menghubungiku atau tidak mengirim SMS, aku jadi merasa kehilangan dia. Semua memang berawal dari kebiasaan, ia terbiasa mengirim SMS, jadi ketika selama satu minggu tak ada SMS dari dia, aku jadi merasa ada sesuatu yang hilang.
Pernah suatu saat tenggorokanku sakit hingga suaraku hilang, untuk bicara saja sulit. Hari itu memang aku sakit, tidak enak badan dan pada saat itu juga aku harus melakukan perjalanan jauh dengan naik motor bersama teman-teman KKN untuk bersilaturahim ke rumah-rumah warga di tempat dulu aku KKN (waktu itu masih musim Lebaran). Pukul tujuh malam aku sampai di kos (kami berangkat pukul tujuh pagi). Badanku lelah sekali, suaraku sudah hilang. tiba-tiba IF menelpon... dengan suara pas-pasan aku mengangkanya
"Halo... Assalamualaikum.."
"Halo...Waalaikumsalam, aduh maaf, maaf...jangan telpon dulu yah, aku gak bisa ngomong, suaraku habis"
"Lho kenapa??"
"Maaf, suaraku habis, tutup dulu, tutup dulu.."
"Oh iya..iya...maaf,maaf.."
Klik.. telpon pun ditutup, dan aku menjelaskan keadaanku lewat SMS. Tidak lama kemudian saat aku merebahkan badan di atas kasur, tiba-tiba teman kosku bilang ada cewek yang mencariku... siapa malam-malam begini? pikirku.
"Siapa ya?"
"Mmmm....aku kos di depan kos Mbak, ini ada titipan dari teman Mbak"
"Hah? Teman? Siapa?"
"Mas IF..."
"Hah? Apa? IF tadi ke sini? kok gak ada?" aku melongok ke luar
"Iya, tapi dia gak tega katanya mau ngasih ini, gak tega liat Mbak sakit. Makanya dititipin ke aku"
"Eh, tunggu! Apa ini, Dik?"
"Obat dari Mas IF buat Mbak, diminum ya Mbak"
"Hah?" aku masih kaget, heran, terkejut, semua campur aduk
Kemudian gadis itu berlalu begitu saja, beberapa kali aku sudah dibuat terkejut oleh IF, dan ini yang kesekian kalinya.
Di dalam kamar aku bingung apa yang harus aku lakukan? Aku ingin berterimakasih, tapi aku malu, tapi kalau aku tidak berterimakasih, aku takut dianggap tidak tahu diri. Yang jadi pertanyaanku, untuk apa dia melakukan ini semua? Apa tujuannya? Apa maunya? Aku harus bagaimana???? dan masih banyak pertanyaan lainnya dipikiranku.
Pukul sembilan malam, akhirnya aku putuskan untuk menelpon dia dengan sisa-sisa suara yang serak.
"Assalamualaikum..."
"Walaikumsalam..."
"IF sudah tidur? Maaf yah ganggu"
"Oh nggak kok, lagi nonton bola aja. Ada apa? Eh, sudah diminum obatnya?"
"IF... mmm...sudah. Makasih banyak ya obatnya. Harusnya gak usah gini, biasa aja, cuma serak biasa, ntar juga sembuh sendiri. aku akan lebih senang kalu kamu sendiri yang ngasihkan obatnya, kenapa tadi pergi?"
"Ya, aku gak tega aja. Ya gak apa-apa, eh udah-udah Windri jangan banyak ngomong, nanti suaranya tambah habis. Udah sekarang istirahat aja"
"Iya, makasih banyak ya. Lain kali gak usah gini, biasa aja"
"Iya, sama-sama
"Assalamualaikum..."
"Ya, walaikumsalam"
<:AtomicElement>
Aku bingung, kataku sudah terkunci rapat-rapat oleh perbuatannya... bahkan untuk memikirkan alasannya melakukan ini saja aku tak bisa, pikiranku tidak mampu menjangkau apa yang dipikirkannya.
Bulan semakin berlalu...
Kita semakin jarang bertemu, hanya saja waktu Rector Cup bidang teater kemarin aku bertemu dengannya. Aku ingin sekali bertanya bagaimana kabarnya? Tapi aku tak sanggup, aku malu. Saat bertemupun kita hanya mengobrol sebentar.
Dulu, jika dia kirim SMS, aku kadang membiarkannya begitu saja, aku tidak membalasnya meski aku membacanya. Aku menjaga jarak dengannya meski dia sering menghubungiku. Aku seperti memasang batas antara aku dan dia. Namun, ketika sekarang aku jarang bertemu dengannya, aku tiba-tiba merasa rindu. Aku merasa ada sesuatu yang hilang. ke manakah dia? Apa kabarnya? Baik-baik saja kah?
Aku terlalu malu untuk melakukan itu semua. Aku rindu seperti ketika melihatnya sholat dulu.
Malam harinya setelah aku menonton pengumuman pemenang teater, aku pulang dengan keadaan masih memikirkannya. Aku berdoa, "Ya Allah yang Maha Mengetahui, penguasa seluruh alam. Lindungilah ia dari semua perbuatan buruk. Hindarkanlah ia dari segala sesuatu yang dapat merusak jiwa dan raganya. Ya Allah, hamba hanya minta, tolong lindungilah satu lelaki ini saja. Dia lelaki yang baik".
Entah kenapa tiba-tiba malam itu aku merasa sayang padanya... Namun, sayangku bukan sayang kepada kekasih, melainkan kepada sahabat, kakak, dan saudara. aku menyayanginya karena dia lelaki yang baik. Aku merindukannya... Semoga ia tetap dalam lindungan Allah swt. dan semoga ia tetap menjadi lelaki yang baik, lelaki yang baik untuk pendampingnya serta anak-anaknya...
Amiiiinn....

6 komentar:

  1. cerita yang indah... hhmmmmm....andai dia tahu yah, namun sayang dia tidak tahu...dan mungkin tak pernah mau tahu...

    BalasHapus
  2. dia itu siapa sih???
    dalem banget ceritanya???

    BalasHapus
  3. So, this is the story that you wanted to talk about, but it failed because of connection failed...nice story. I hope this media will help you to find the answer, the best answer...bonne chance

    BalasHapus
  4. find the answer??? aku sudah menemukan jawaban kok. thank you, thank you for your comment Kang Oki...thank's

    BalasHapus
  5. seandainya dia tahu
    semoga harapan itu menyartainya neng....

    BalasHapus
  6. mestinya ia tahu...jangan hawatir...orang baik insyaallah akan selalu bersanding dengan orang baik...atau kalaupun berada bersama org yg gk baik niscaya dia akan merubah lingkungannya jd lebih baik...dan "Allah akan selalu menolong hambaNya yang menolongNya (menjaga agamanya)".

    BalasHapus